Selasa, 17 Juli 2018

KAMPUNG HALAMAN SAYA


Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Ini postingan keduaku, dan aku bakal share tentang kampung halamanku.
Bagi kalian yang sudah baca biodataku, pasti udah tau aku berasal dari mana bukan?, bagi yang belum baca oke aku bagi tau.


Aku lahir dan tumbuh besar di Madura tepatnya diKota Pamekasan.
Pamekasan, mungkin tak begitu terkenal dengan daerah ini. Namun orang Madura sudah pasti tau dengan daerah ini, yaiyalah kan Pamekasan masuk ke wilayah Madura wkwkwk. Kabupaten Pamekasan adalah sebuah kabupaten di Pulau MaduraProvinsi Jawa TimurIndonesia. Ibukotanya adalah Pamekasan. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Maduradi selatan, Kabupaten Sampang di barat, dan Kabupaten Sumenep di timur.
Kabupaten Pamekasan terdiri atas 13 kecamatan, yang dibagi lagi atas 178 desa dan 11 kelurahan. Pusat pemerintahannya ada di Kecamatan Pamekasan. Dan aku dari kecamatan Pademawu Desa Sumedangan Kelurahan Sumedangan. Pamekasan mempunyai tugu yang berbentuk clurit ditengah kota juga terdapat pendopo yang dulunya merupakan tempat para raja yang singgah atau menguasai Pamekasan.

Pada saat kalian masuk ke Pamekasan maka akan ada tugu “selamat datang di Gerbang Salam”, mengapa Gerbang Salam? Karena orang Pamekasan terkenal dengan kesopanan yang tinggi dan banyak anak-anak santri di sana. Namun, meski orang luar kadang tidak tau aturan, orang Pamekasan tetap memperlakukan mereka dengan baik selayaknya tamu.
Kegiatan sehari-hari orang Pamekasan adalah kebanyakan dari mereka adalah petani bahkan nelayan, karena tersedianya lahan yang cukup luas untuk mereka bercocok tanam dan berdekatan dengan laut maka banyak juga yang menjadi nelayan. Namun banyaknya nelayan dan petani bukan berarti Pamekasan terkenal dengan hal itu, melainkan Pamekasan lebih dikenal dengan dearh produksi batik yang cukup besar dan penghasil garam.


Batik dari daerah Klampar

Banyak daerah yang mengahasilkan kain batik terutama desa bagian barat yang kebanyakn menggantungkan hidup mereka dengan membuat batik atau bahkan memproduksi batik dengan jumlah yang banyak. Misalkan saja batik yang sering saya pakai yakni batik yang berasal dari Desa Klampar. Bukan hanya Klampar saja, masih banyak desa lain yang memproduksi batik. Misalkan desa pademawu. Harga yang ditawarkanpun mulai daru Rp. 50.000 bahkan dengan harga jutaan, hal itu tergantung dengan bahan yang digunakan dan motif yang diinginkan.

Batik Madura yang cenderung dengan motif flaura dan fauna dengan warna yang mencolok bahkan bertambrakan tidak mengurangi eksistensi penggunaan batik di Pamekasan atau bahkan diluar. Karena batik tersebut sudah ciri khas dari Pamekasan itu sendiri.Dengan masyarakat yang masih masuk dengan kategori terpencil maka mash ada beberapa masyarakat yang melanjutkan tradisi nenek moyang mereka. Mislkan saja tradisi nisfu sya’ban dan upacara petik laut.



Tambak Ggaram di Daerah Pademawu

Tambak garam juga menjadi pokok pencarian bagi orang lokal karena tersedianya air laut yang baik untuk pembuatan garam dengan hasil yang bagus. Tambak garam yang berada di Pademawu sering didatangi oleh penduduk lokal maupun luar hanya sekedar untuk bersefie karena pada saat air lain mengkristal menjadi putih maka tanah diarea tambak itu akan menjadi serba putih. Bukan hanya untuk selfie, tambak garam sering dikunjungi oleh para pelajar untuk sekedar tau prosesnya atau bahkan yang lainnya.

Namun beberapa tahun belakangan ini terdapat banyak masalah, misalkan saja angin yang tidak berhembus menjadikan para petani garam harus mendapat garam lebih sedikit dari hari biasanya. Alhasil harga garam pada saat itu naik drastis. Alhamdulillah sekarang sudah balik seperti biasa, mungkin tu sebabnya orang Madura terutama Pamekasan sangat suka dengan masakan yang lumayan asin wkwkwkwk.



Untuk kesenian, Pamekasan mempunyai banyak sekalitarian. ini dia tarian yang ada di Pamekasan yakni tari samper, peccot, rondhing, topeng ghettak, dan lainnya. aku hanya akan membahas tentang satu tarian saja yakni tarian sekar kedaton. tari sekar kedaton ini ditarikan oleh beberapa remaja untuk menyambut tamu dengan gerakan yang lentik nan gemulai. namun karena sekarang sudah modern maka tari ini bukan hanya untuk tamu yang penting, melaikan untuk ajang lomba bahkan pertotntonan diwaktu hajatan.




Dan untuk makan khas Pamekasan, aku bakal menjelaskan satu saja dari sekian banyaknya makan yang ada. aku bakal menjelaskan tetang sate lalat, aneh bukan namanya? tapi tenang saja karena satenya bukan terbuat dari lalat melaikan hanya namanya saja yang terispirasi dari daging berukuran kecil seperti seekor lalat. Harga yang ditawarkan cukup murah hanya Rp. 10.000 untuk satu bungkus, biasanya sate ini banyak dijumpai dijalanan atau bahkan tempat khusus kuliner Madura yakni didaerah Saesalera.

Disitu kalian bakal disuguhkan dengan bau sate yang sedang dipakai tak lupa para penjualnya memakai pakian khas Pamekasan yakni baju sakera.




Yang beda adalah wisata yang ada diPamekasan kebanyakan proses dari alam bukan buatan.

Wisata Api Tak kunjung Padam. nah dari namanya aja sudah ketahuan bahwa api ini tidak kunjung padam bukan? yaa benar-benar ada diPamekasan tentunya. Tempatnya ada di Desa Larangan. Disana kalian bisa melihat api yang terus menerus keluar daridalambumi. meskipun hujan lebat, api ditempat itu akan kembali keluar ketika kita mencongkel tanah yang tak begitu dalam kira-kira 2 kali congkelan heheheee. 

Nah itu dia tetang hal-hal yang ada didaerahku, tapi hanya sebagian saja. Mampir-mapir ya ke Pamekasan aku tunggu!!

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar